nightlife

nightlife
black n white
Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » TIA dan terminal Bungurasih

TIA dan terminal Bungurasih

Written By Unknown on Minggu, 21 September 2014 | 19.50

Bungurasih, ya nama terminal terbesar di Asia tenggara dari banyak informasi yang aku dengar. Terletak di kota Sidoarjo tapi sejatinya milik pemerintah kota Surabaya. Sedikit aneh dan unik tapi itu bukan sesuatu yang ingin aku ceritakan kepada kalian .Dan aku yakin tidak sedikit dari kalian yang pernah menginjakan kaki di terminal Bungurasih yang terkenal juga dengan dunia hitamnya. Kenapa aku mengatakan demikian, karena secara tidak sengaja saat aku untuk sekian kalinya menginjakan kaki di terminal bungurasih, aku menemukan ada sesuatu yang menarik untuk diketahui.

Petualanganku dimulai saat petugas bus Damri teriak-teriak ''bungur,,,,bungur,,,bungur'', aku pun langsung nengok jendela bus dan benar aja memang sudah sampai di terminal. Aku pun lihat jam ditanganku dan jarum menunjakan angka18.34 WIB, aku mulai bersiap-siap untuk turun dari bus. Ketika para penumpang turun yang kebanyakan adalah laki-laki saat itu termasuk aku, kami semua di hampiri banyak tukang ojek yang menawarkan jasanya, hal itu biasa aja seh aku liat di banyak terminal, namun saat aku lebih dekat dengan posisi tukang ojeknya, ternyata ada tawaran lain selain jasa ojeknya itu. Aku cukup kaget saat ada tukang ojek yang sedikit teriak ''mas, mau pijat mas ?cantik-cantik mas tukang pijatnya'', bilang tukang ojek yang dekat denganku. Hampir semua tukang ojek itu menawarkan hal yang sama dengan bahasa yang sedikit berbeda, karena aku penasaran dengan ojek tadi, kuputuskan untuk menginap satu malam di bungurasih. Karena perut udah mulai lapar, aku cari makan dulu dan kebetulan ada tukang bakso di depanku, langsung saja kupesan satu mangkok beserta minumnya. Selesai makan aku pun tanya-tanya pada tukang bakso itu, ''mas kalo hotel yang murah disini tau gak mas'' sambil aku ngasihkan uang untuk bayar bakso. "Ohh, tunggu bentar mas",  sambil abangnya lari kebelakang dan kayaknya seh lagi manggil temanya. Alhasil dikenalkanlah aku sama tukang ojek kenalanya dan dia bilang "nanti biar bapaknya yang nganterin cak, dia hapal semua hotel dekat sini beserta harga-harganya, dan nanti kasih aja sepuluh ribu". "ooh , ya cak makasih", dan langsung aku ngobrol dulu sama ojeknya , ternyata benar bilang abang bakso tadi bahwa orang ini hapal semua hotel disini. Gak butuh waktu lama akhirnya nyampek juga aku di hotel, sebelum aku membayar ongkosnya, ojek tadi ngasihkan kartu namanya padaku, dalam hatiku, "hebat juga ojek sini pakai kartu nama segala". Sebelum aku masuk hotel, aku sudah buat janji sama ojeknya tadi untuk mengantarku keliling daerah sini sama mengantarku ke salah satu panti pijat disini sesudah aku mandi. Dan ojeknya pun menyanggupi permintaanku.
 Aku liat jam, waktu udah menunjukan pukul 19.30WIB, aku sms tukang ojek tadi dan sekitar 5menitan udah aku saksikan abang ojek tadi yang bernama pak Parman setelah aku kenalan tadi. Tanpa banyak buang waktu aku dan pak parman langsung mutar-mutar daerah bungurasih mulai dari tempat ngopi, belanja, sampai tempat nongkrong kawula muda, dan tak lupa panti pijat yang menawarkan plus-plusnya. Saat kami mau mampir di salah satu panti pijat pilihanku, tiba-tiba pak Parman menawariku terapis panggilan yang tentu saja plus-plus, hehe. Dengan berbagai pertimbangan , akhirnya aku memutuskan pakai terapis panggilan saja, karena beberapa alasan salah satunya dapat garansi dari pak parman jika terapisnya gak cantik dan gak bisa muasin pelanggan gak usah dibayar. Akhirnya aku kembali ke hotel dan pak parman pun menjemput terapisnya. Sekitar 20 menitan aku menunggu, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku dan langsung saja aku buka dan tak salah lagi dugaanku ternyata pak parman beserta terapis yang dijanjikan tadi. Dalam hati, "ternyata cantik juga kayak artis ibu kota,body ok,umur taksiranku 22an,tinggi badan kurang lebih 170,gawat ini bisa hancur keimananku ini hehheeehe". Tak lama pak parman pamit dulu, dan kupersilahkan masuk terapisku, kami pun berkenalan ,dan sedikit basa-basi, sambil melemparkan sedikit guyonan. Tia, itulah namanya perempuan dengan wajah semi oriental,bertutur kata halus dan sangat menggairahkan. Aku mulai mencoba melempar pertanyaan pada Tia,mulai dari pendapatannya, servis-servis apa saja yang biasa dia kasihkan pada pelanggan, sampai kisah hidupnya. Awalnya dia agak risi dengan pertanyaanku mengenai kisah hidupnya mengapa bisa sampai menjadi terapis panggilan, lalu aku mulai menjelaskan tujuanku menyewa dia hanya karena aku penasaran dan pengen tahu, seperti apa perkembangan bisnis esek-esek di bungurasih. Dan aku pun tetap akan membayar dia walau tak aku apa-apakan(walau kedengarannya naif) , akhirnya dia setuju dan dia mulai bercerita.
Mungkin tak lebih dari 1 jam sesi tanya jawabku dengan Tia, sekarang aku tahu harga-harga terapis di sini dari dia,mulai dari 150 ribu untuk pijat biasa,tambah 100 ribu dengan mandi kucing,kalau mau bl****b tambah 100 lagi,dan kalau full servis berkisaran 500-600 ribu, tapi itu semua tergantung kesepakatan terapis dengan pasiennya. Dan mengenai kisah hidup Tia, kenapa dia memilih untuk jadi terapi karena Tia salah pergaulan yang gak bener ,mulai dari rokok, minum-minuman keras, sampai drugs, dan puncaknya seks bebas, dan dari pergaulannya itu dia ketemu dengan pria yang di kasihinya yang pada akhirnya si pria itulah yang memasukan dia kedalam bisnis lendir ini.
"Sungguh disayangkan sekali mbak,perempuan secantik mbak malah jadi terapis seperti ini ",sambil aku mengambil rokokku.
"Haha,,,ha,,penyesalan memang selalu di belakang mas,kalau di depan DP namanya",sambil tersenyum sinis kearahku.
"Tapi gak papa juga seh,kalau terapisnya gak cantik kayak kamu mungkin aku juga gak mau nyewa".
"Tapi sekarang terapisnya saya pun,kau tetap gak mau makek jasa saya,kenapa kau gak tertarik sama saya ?,apa karena saya kurang sexy ?"
"Gak aku pungkiri kalau kamu itu sexy,cantik,manis,putih bersih, tapi aku punya seseorang yang gak bisa aku bayangkan jika dia tahu dan langsung minta putus dariku".
"Oh beruntungnya gadis itu, punya pacar kayak kamu".
"Aku harap itu pujian,hehe ".sambil aku ngambil dompet dan mengasihkan beberapa lembar mawar merah kepadanya".
"Gak usah, karena kamu gak pake jasaku,lagian aku senang bisa ngobrol santai bareng laki-laki kayak kamu", sambil dia merapikan pakaiannya dan bersiap untuk pergi.
"Hei Tia, aku memang gak make jasamu,tapi aku telah membuang waktumu untuk mencari uang,dan juga uang ini hadiah kok bukan sedekah karena aku kasian sama kamu,atau karena aku telah nyewa kamu,ini tanda pertemuan kita, dan aku harap kamu gak menolaknya".Dia cuma menatapku,mencoba menerawang isi otaku.
"Hemh, kamu memang laki-laki baik tapi cenderung bodoh"sambil dia menuju kearahku dan memeluku cukup erat.
kayaknya dia memang lagi butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya.
"Hai ,,aku gak bodoh loh, tapi memang aku gak pintar seh".
"Sama aja bodoh" sambil melepaskan pelukanya,dan mengambil uangnya.
"Makasih ya,untuk waktumu dan kejujuranmu" sambil aku berikan senyum terbaikku.
"Sama-sama bro,,,".
Lalu dia pamitan dan tinggal lah aku sendirian di dalam kamarku. Sekarang aku malah teringat dengan seseorang yang selalu cerewet jika aku sampai telat makan atau telat istirahat. Tia nama seorang gadis yang memberiku pelajaran yang cukup berharga di Bungurasih.
Selamat malam Tia,semoga aku gak ketemu lagi dengan dirimu sebagai seorang terapis. Ya itulah sedikit pengalamanku di bungurasih, bagi kalian kaum Adam yang penasaran bisa langsung cek-cek loh,,,,



1 komentar:

komentar anda sangat di butuhkan di blog sederhana ini